Pekatnya Kenangan

Aku masih terjaga pada malamnya kenangan. Merebah lalu bersembunyi di balik bantal guling.
Sinarnya bintang terlalu remang utk menenangkan batin. Semakin malam pekatnya kenangan semakin memunculkan siulan aneh sepanjang aku menutup telinga.


Siapapun bisa tersenyum kecut jika ia kembali muncul sebagai potongan kenangan yang tak ingin diingat.
Serasa menelan ludah yang tak bisa tertelan karna tenggorokan tertancap duri yang melukai jalannya.

Pikiranku mulai memburuk seiring potongan itu mulai merangkai pada bingkainya. Perjalananku adalah takdir yang tak bisa aku hindari.

Meski ingin berlari dari masa lalu, ia akan terus mengejar. Meski ingin mencari tahu masa depan, ia tak akan pernah terlihat.

Aku diberi kenangan dari masa lalu dan juga menyiapkan rencana-rencana di masa depan.

Komentar

Postingan Populer